Jurnal 12: Kebahagiaan Orang Miskin

Jurnal 12: KEBAHAGIAAN ORANG MISKIN oleh Yahya Tirta Prewita   Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Lukas 6:20). Aku punya kartu wajib pajak, dan pernah ke kantor wajib pajak di Wonogiri, ternyata standar gaji yang dari Sinode dan penerimaan yang kudapat dari gereja setiap bulannya…

Jurnal 11: Spiritualitas Srimulat

  Jurnal 11: SPIRITUALITAS SRIMULAT oleh Yahya Tirta Prewita   Membaca resensi film “Finding Srimulat”  di koran membawa kenanganku ke group lucu ini. Srimulat merupakan group lawak dengan akar tradisi ketoprak-ludruk serta dagelan Mataraman yang kuat. Tumbuh berkembang dengan panggung tobong-tobong yang berpindah-pindah membawa mereka sungguh dekat dengan keseharian masyarakat yang menikmati komedi yang sering…

Jurnal 10: Mengenali Sapaan Tuhan

Jurnal 10: MENGENALI SAPAAN TUHAN oleh: Yahya Tirta Prewita   Sapaan Tuhan setiap kali kukenali, dalam diri para sahabat yang bersapa, memberiku salam, dan mengasihi.  Sakit dan sikon yang dibatasi bahkan memberiku lebih banyak kesempatan menikmati relasi baru,  baik dengan sahabat lama, juga dengan kawan-kawan yang baru baru berjumpa.   *** Hari ini jadwalku cuci…

Jurnal 09: Tentang Mukjizat

Jurnal 09: TENTANG MUJIZAT oleh Yahya Tirta Prewita   Sejak aku diberitahu sakitku adalah gagal ginjal kronis, sifatnya permanen, dan bahwa fungsi ginjal yang rusak tak bisa dipulihkan lagi atau diperbaiki lagi aku berpikir bahwa hanya mujizat Tuhan saja yang kuasa menolongku. Tapi sejak itu, aku mendengar banyak orang juga memakai dan mempergunakan kata mujizat…

Surat Ucapan Terima Kasih untuk Sahabat

Surat Ucapan Terima Kasih untuk Sahabat YTP di manapun berada   Salam sejahtera dalam kasih Kristus, Aku merasa aneh sore ini menuliskan surat ini, tiba-tiba saja kalian hadir, sampai sekarang belum kukenal satu-satu siapa saja, tetapi menurut dua orang sahabat yang kontak padaku atas nama kalian, sudah tiga minggu ini kalian bersama-sama berbagi keprihatinan dan…

Jurnal 08: Tetap Bernyanyi

Jurnal 08: TETAP BERNYANYI Oleh Yahya Tirta Prewita   Saat Saul yang sudah beranjak tua sakit-sakitan, Daud diminta menghibur dengan memainkan harpa, dan menyanyikan lagu-lagu indah. Syair tentang Tuhan yang adalah gembala yang baik dan pertolongan yang datang dari gunung-gunung menjadi penghayatan dengan segenap hati, jiwa pun akal budi.   Jadilah nyanyiannya bukan hanya menghibur dan…

Jurnal 07: Dihadang Peminta-minta di Makam

Jurnal 07: DIHADANG PEMINTA-MINTA DI MAKAM oleh Yahya Tirta Prewita   Kali ini cerita ringan. Dan semoga lucu. Kemarin aku pakai jas hitam, dari penampilanku yang rapi jelas bahwa aku termasuk orang penting dalam prosesi di makam kemarin. Tapi tentu tak ada yang tahu bahwa aku tak bawa dompet, juga uang. Karena sering juga terjadi…

Jurnal 06: Pemakaman Bapakku

    jurnal 06: PEMAKAMAN BAPAKKU oleh Yahya Tirta Prewita   Tadi pagi baru dibicarakan, dan ternyata tetap aku saja yang ditunjuk mewakili keluarga dalam upacara pemakaman.  Aku sangat paham, Bapak tak akan suka sambutan berpanjang-panjang dan dari berbagai pihak. Maka tadi saat menyusun acara dengan Bu Sri Purwaningsih kutulis susunan acara sebagai berikut: Ibadah…

Jurnal 05: Pasien Sialan

jurnal 05: PASIEN SIALAN oleh Yahya Tirta Prewita   Tadi pagi aku nulis “Penghibur Sialan” bagian kedua, ada email masuk, nanggapi jurnalku “penghibur sialan” kemarin. Jelas sekali sejak semalam ia galau, dan dengan sangat emosi dan sensitif minta penegasanku bahwa caranya selama ini bukan masuk kriteria “penghibur sialan”. Spontan akubalas emailnya, “Syukurlah, kau tidak bilang…

Jurnal 04: Penghibur Sialan

Jurnal 04: PENGHIBUR SIALAN oleh Yahya Tirta Prewita   Bila ada teman atau saudara yang sakit, untuk apa kita mengunjunginya? Mengapa secara khusus kita merasa perlu untuk berkirim salam dan doa menyapa, kalau tak bisa langsung berkunjung ya dengan sms, telepon, atau email? Jelas jawabannya, untuk menghibur, untuk menguatkan, untuk menemani, untuk membuat si sakit…

Jurnal 03: Doa Yang Sederhana

  Jurnal 03: DOA YANG SEDERHANA oleh Yahya Tirta Prewita   Mungkin  sekarang kembali lagi aku harus belajar bagaimana berdoa.  Waktu cuci darah pertama sampai ketiga kulakukan di malam buta, 5 jam berlangsung sampai selesai di dini hari. Ada beberapa saat aku bisa tidur, tetapi lebih banyak angan yang sadar terus tetap melanjut tanya, ketidakpahaman…